Ayam tidak mati meski sudah disembelih berulang kali, ternyata tidak hanya terjadi di Sumenep, Jawa Timur, dan Banyumas, Jawa Tengah.
Di Kapuas, Kalimantan Tengah juga ada ayam serupa. Ayam jago milik Hendra, warga Jalan KS Tubun, Kapuas, Kalteng, tetap hidup meski lehernya sudah dipotong sebanyak dua kali hingga tenggorokan putus.
Kejadian ini berlangsung pada sepekan lalu, namun hingga hari ini masih hidup dan berjalan layaknya ayam sehat. Tidak saja si pemiik ayam, warga sekitar pun dibuat geger seakan tidak percaya kalau ayam ini masih hidup. Hendra saat ditemui di kediamannya, Rabu (13/4/2011) menceritakan, awalnya dia memotong ayam itu untuk dimakan pada Kamis 7 Maret lalu.
Namun anehnya meski sudah disembelih hingga
saluran tenggorokan putus, ternyata ayam tersebut masih berdiri tegak. Hendra kemudian menyembelih kembali ayamnya untuk kali kedua. Lagi-lagi, ayam itu tidak mati juga. Kini, Hendra yang mengaku mendapat ayam jago itu dari kerabatnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan 3 bulan lalu, tidak berani lagi menyembelih ayam dan dibiarkan hidup seperti biasa.
Anehnya, ayam milik Hendra sehari-hari tetap mencari makan dan minum seperti biasa. Hanya saja makanan yang ditelan itu langsung keluar dari saluran tenggorokan yang sudah terpotong.
Diberitakan okezone sebelumnya, di Desa Kapedi, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, ayam jago tidak mati meski tenggorokannya putus, hingga hampir sepekan.
Ayam milik Wakid Hobsi, pengasuh Perguruan Ilmu Batin, menceritakan, awalnya ayam tersebut akan dijadikan perangkat selamatan murid-muridnya yang akan menjalani ritual khusus menjelang kenaikan tingkat.
Saat itu, ada sekira 42 ekor ayam yang akan digunakan sesajen dalam ritual atau selamatan muridnya. Ketika disembelih, seekor ayam jantan tidak kunjung mati.
Sama halnya dengan ayam jago milik Eko Hardiyanto, warga Kelurahan Berkoh, Kecamatan Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Ayam jago itu sudah 10 hari hidup dengan tenggorokan terputus.
Eko, rencananya akan membuat ayam jago miliknya hidangan acara 100 hari istrinya. Namun ternyata, ayam jago itu tidak mati juga setelah disembelih hingga tenggorokannya putus.
Ayam tersebut tidak bisa menelan makanan karena lantaran selalu keluar melalui tenggorokan yang putus. Akhirnya, Eko memberi makan melalui pipet dan langsung dimasukkan ke tembolok dari tenggorokan yang putus.
Ada yang spesial dengan telur ayam satu ini. Di bagian ujung telur terdapat kulit menjulur seperti ekor. Telur yang dimiliki Saleh Lasing, warga Desa Tende, Kecamatan Galang, Tolitoli, itu kini menjadi perhatian warga.
Sejak telur itu keluar dari induk ayam kampung, Rabu kemarin, warga tak henti-hentinya mendatangi rumahnya untuk melihat langsung keanehan telur berwarna coklat keputihan tersebut. Tidak jarang warga yang berkunjung selalu mengabadikan telur tersebut.
Saleh, Kamis (14/4/2011) menceritakan, saat hendak melaksanakan salat Magrib, dia dikejutkan dengan suara ayam berkokok dalam kamar tidurnya. Setelah ditengok, Saleh terkejut dan mendapati sudah ada seekor ayam di atas tempat tidurnya.
Tak lama kemudian Saleh melihat ayam tersebut mengeluarkan beberapa telur ayam. Namun salah satunya berbeda dibanding lainnya, yakni muncul ekor di ujungnya. Karena dianggap unik, bapak dua anak ini menyimpan telur tersebut dalam toples untuk dijadikan pajangan dalam rumahnya. Saleh tak berniat untuk menjual telur ini meski banyak yang sudah menawarnya.
Satu turunan ayam yang dimiliki Iwan, warga Kampung Ciomas, Desa Karang Mukti,
Kecamatan Cipendeuy, Subang, Jawa Barat, ini
memiliki keunikan tersendiri. Ayam ini memiliki jari
pada kaki sebanyak 10 buah. Sepintas ayam-ayam tersebut tidak ada yang aneh, namun jika dilihat lebih seksama, kaki ayam-ayam ini memiliki sepuluh jari. Padahal, umumnya seekor ayam hanya memiliki jumlah delapan jari.
Menurut Iwan, pertama kali dirinya menemukan
induk ayam tersebut secara tidak sengaja. Akhirnya ayam tersebut dipelihara hingga berkembang biak. Kini, seluruh keturunan induknya memiliki jari kaki yang melebihi dari jumlah jari kaki ayam biasanya. “Pertama kali saya menemukan induk ayam unik ini secara tidak sengaja, karena unik saya langsung pelihara,” ujar Iwan.
Sebelumnya Iwan memiliki 10 ekor ayam unik ini termasuk induknya, jumlah jari kaki per ayam antara sembilan sampai 11 jari. Namun kini ayam unik ini hanya bersisa empat ekor saja, sisanya mati tanpa sebab. Seluruh ayam tersisa berjari 10. “Sebelumnya saya sempat punya 10 ekor ayam, tapi entah kenapa yang lainnya mati, ” ujarnya heran. Iwan mengaku belum berniat menjual ayam-ayam itu karena keunikannya.
Ayam lazimnya memiliki dua kaki, namun tidak demikian dengan di Pati, Jawa Tengah, yang
memiliki empat kaki. Meski berkaki empat, anak
ayam tetap beraktivitas seperti anak ayam lainnya,
yang menetas bersamaan.
Anak ayam milik Karti (48), warga Desa Batursari, RT 02/02, Kecamatan Batangan, ini mengundang
kekaguman bagi pemiliknya. Wiwin, saudara Karti, menceritakan ayam berkaki empat itu baru diketahui kali pertama pada Minggu 3 April atau sehari setelah menetas. Ayam ditetaskan pada Sabtu malam.
Lima telur yang dierami induknya menetas, namun ada kejanggalan dengan seekor anaknya. Pada Minggu pagi satu di antaranya berjalan aneh, setelah didekati ternyata ada tambahan dua kaki.
“Tahunya beberapa saat setelah menetas, anak ayam itu sudah ada kakinya empat. Semua telurnya kondisinya normal seperti biasa. Kemarin ada lima menetasnya lima, salah satunya ada yang kakinya empat itu,” jelas Wiwin, Selasa (5/4/2011).
Sepintas dari depan, anak ayam itu memiliki dua kaki seperti ayam-ayam normal. Tapi saat melihat di bagian ekornya, nampak dua kaki lainnya yang tidak banyak berfungsi, meski sesekali digunakan untuk membantu berjalan. Menurut Wiwin, baru kali ini selama beternak, ayam Karti menetaskan anak ayam berkaki empat.
Berbeda dengan ayam lainnya, ayam kaki empat itu tida akan dijual. “Ayam ini akan dirawat dibesarkan, tidak akan dijual,” ucapnya. Kabar adanya ayam berkaki empat ini beredar dari mulut ke mulut di Desa Batusari. Sejak 2 hari belakangan, warga berdatangan ke rumah Karti untuk melihat anak ayam itu dari dekat, sekadar memenuhi rasa penasaran.
Telur ayam dengan dua kuning di dalamnya itu biasa, namun telur di dalam telur sangat jarang terjadi. Seperti ditemukan di Minahasa, Sulawesi Utara. Warga Desa Tonsea Lama, Kecamatan Tondano Utara penasaran ingin melihat telur unik milik seorang pembuat kue itu. Bila disaksikan dengan seksama, di dalam telur ayam ini terdapat telur yang ukurannya seperti telur puyuh.
Femmy Tumengkol, warga yang menemukan telur unik ini mengaku kaget saat pertama kali melihat telur unik ini. Saat itu dia hendak menggunakan telur itu untuk membuat kue pesanan orang.
Femmy mengaku, sesaat setelah memecahkan telur dia melihat ada telur yang berukuran kecil di dalam telur yang dipecahkannya.
Entah apa yang terjadi, namun dia mengaku sempat merasakan hembusan angin saat memecahkan telur itu. Saat itu dia merasakan bulu kuduknya merinding. Karena itu, Femmy meyakini telur tersebut adalah suatu berkat.
Femmy pun tidak berniat menjual telur itu dan akan menyimpannya sebagai keberuntungan.
Pada umumnya ayam berjari empat, namun berbeda dengan ayam unik yang satu ini. Di
Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, terdapat sebuah kampung yang memiliki ayam-ayam berjari lima dan dipelihara oleh warga setempat. Hebatnya lagi, ayam-ayam tersebut dikenal sebagai ayam jago aduan tanpa tanding.
Ayam berjari lima banyak ditemukan di Dusun Kolo, Desa Apaan, Kecamatan Pangarengan, Sampang, Madura. Para pemiliknya pun mempunyai komunitas tersendiri. Sepintas binatang unggas tersebut tidak jauh berbeda dengan ayam lainnya. Namun saat diperhatikan lebih dekat, terlihat tiga jari menjulur ke depan dan dua jari lainnya tumbuh pada bagian belakang kaki.
Menurut warga setempat, pada mulanya ayam berjari lima di desa ini hanya satu ekor yaitu milik Mandud (34). Namun ayam jantan berjari lima tersebut dikawinkan dengan ayam kampung betina peliharaan warga lain. Hasilnya beranak pinak dan dimiliki warga lain.
Sejatinya hingga kini sudah lebih dari 50 ekor ayam berkaki lima, baik jantan maupun betina. Namun akibat serangan flu burung yang pernah mewabah di tempat ini, jumlah ayam berjari lima jauh berkurang karena banyak yang mati.
Mandud mengungkapkan, ayam jantan berjari lima biasa dijadikan ayam aduan tanpa tanding alias nyaris tidak pernah kalah. Akibatnya, warga meyakini ayam tersebut memiliki kekuatan melebihi ayam jantan lainnya.
Mandud mengatakan ayam berjari lima juga dianggap memiliki kekuatan mistis. Karena itu, warga pemilik ayam berjari lima enggan menjual ayam milik mereka.
Dicopast dari okezone
0 komentar: